Selasa, 08 Desember 2009

Definisi Motivasi

Menurut Hasibuan (2003:146) mengemukakan tujuan motivasi adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan
2. Meningkatkan produktivitas kerja karyawan
3. Mempertahankan kestabilan karyawan perusahaan
4. Meningkatkan kedisiplinan karyawan
5. Mengefektifan pengadaan karyawan
6. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik
7. Meningkatkan loyalitas, kreativitas dan partisipasi karyawan
8. Meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan
9. Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-tugasnya.
10. Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku.

Selain itu Hasibuan (dalam Riduwan; 2003:34) mendeskripsikan variabel motivasi terdiri dari 3 sub-vaariabel, yaitu keinginan dan daya penggerak kemauan bekerja seseorang (motif), kesempatan yang akan diperoleh (harapan/ecpectancy) dan imbalan (incentive) yang akan diberikan. Teori ini yang tersebut diakhir ini akan digunakan dalam penelitian nanti.
Penelitian yang dilakukan MC. Clelland (1961), Edwar Murray (1957), Miller & Gordon W (1970), Anwar Prabu Mangkunegara (1998) menyimpulkan bahwa “ada hubungan positif antara motivasi dan pencapaian prestasi”, artiinya individu yang mempunyai motivasi cenderung memiliki prestasi tinggi, sebaliknya yang memiliki motivasi rendah prestasinya juga rendah. Oleh karena itu pimpinan organisasi harus berusaha keras mempengaruhi SDM-nya agar memiliki motivasi berprestasi tinggi (Anwar Prabu; 2007:71). Formulasinya sebagai berikut:
Prestasi (P) = Motivation (M) + Ability/kemampuan (A)
Lebih lanjut, menurut Anwar Prabu (2007:191) motivasi muncul dri dua dorongan yaitu dorongan dari dalam diri sendiri (internal motivation) dan dorongan dari luar (external motivation). Motivasi seorang pegawai ada yang berhubungan dengan pekerjaan (job content) tanggung jawab, pencapaiain target dsb, dan ada yang berkaitan dengan lingkungan sekitar pekerjaan (job context) seprti jaminan kerja, kondisi kerja, dsb.
Anwar prabu (2007:190) berpendapat bahwa produktivitas kerja maksimal akan mudah dicapai melalui pemahaman motivasi yang ada pada diri karyawan dan diluar dirinya. Ada tiga aspek utama yang mempengaruhi motivasi kerja karyawan, yaitu:
1. Perbedaan karakteristik individu. Meliputi kebutuhan, minat, sikap dan nilai.
2. Perbedaan karakteristik pekerjaan
3. Perbedaan karakteristik organisasi (lingkungan kerja)
Adapun motivasi kerja pegawai dapat tercapai dengan maksimal apabila terpenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Abraham Maslow mengemukakan konsep hirearki kebutuhan mulai dari kebutuhan yang paling dasar ada tingkat terbawah dan kebutuhan berikutnya berada pada tingkat diatasnya.
Untuk lebih jelasnya hirearki kebutuhan menurut Maslow (dalam Mangkunegara; 2001:95) adalah sebagai berikut:
1. Kebutuhan fisiologi (fisiology needs) yaitu kebutuhan untuk makan, minum, perlimdungan fisik, bernafas, seksual. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan tingkat terendah atau disebut pula sebagai kebutuhan paling dasar.
2. Kebutuhan rasa aman (safety and security) yaitu kebutuhan akan perliindungan dari ancaman, bahaya, pertentangan dan lingkungan hidup.
3. Kebutuhan sosial (belongingness) yaitu kebutuhan untuk diterima oleh kelompok, berafiliasi, berinteraksi, dan kebutuhan untuk mencintai dan dicintai.
4. Kebutuhan akan harga diri (esteem) yaitu kebutuhan untuk dihormati, dan dihargai oleh orang lain.
5. Kebutuhan untuk beraktualisasi diri (self actualization) yaitu kebutuhan untuk menggunakan kemampuan, skill, dan potensi. Kebutuhan untuk berpendapat dengan mengemukakan ide-ide member penilaian dan kritik terhadap sesuatu.
Sedangkan menurut Herzberg (dalam Sedarmayanti; 2007:236) mengemukakan teori motivasi Hygiene adalah faktor intrinsik dihubungkan dengan kepuasan kerja, sementara faktor ekstrinsik dikaitkan ketidakpuasan.
Lebih lanjut menurut Alderfer (dalam Siagian; 2002:108) mengemukakan dalam teori ERG bahwa manusia mempunyai 3(tiga) kelompok kebutuhan “inti” (core needs) yang disebutkannya Exsistensi, hubungan dan pertumbuhan (existence, relatedness and growth)

Definisi Motivasi (1)

MOTIVASI

Mengenai pengertian motivasi terdapat berbagi pendapat dari para peneliti tentang bidang motivasi ini. Menurut American Encylopedia (dalam Hasibuan; 2003:143) mengemukakan bahwa motivasi adalah:
“motivation: that predisposition (it self the subjectof much controvence) within the individual wich arouses sustain and direct his behaviour. Motivation involve such factor as biological and emotional needs that can only be inferred from observation behavior” ( Motivasi adalah kecenderungan (suatu sifat yang merupakan pokok pertentangan) dalam diri seseorang yang membangkitkan topangan dan mengarahkan tindak-tanduknya. Motivasi meliputi faktor kebutuhan biologis dan emosional yang hanya dapat diduga dari pengamatan tingkah laku manusia).
Menurut sedarmayanti; (2007:233) mengemukakan :
“motivasi merupakan kesediaan mengeluarkan tingkat upaya tinggi kearah tujuan organisai yang dikondisikan oleh kemampuan upaya untuk memenuhi kebutuhan individual”.
Menurut George R. Terry (dalam Riduwan; 2003:34) mengatakan bahwa:
Motivasi adalah keinginan yang terdapat pada seseorang individu yang merangsang untuk melakukan tindakan-tindakan
Clelland (dalam Malayu Hasibuan; (2005:220) mengemukakan pola motivasi sebagai berikut:
1. Achievement motivation, adalah suatu keinginan untuk mengatasi atau mengalahkan suatu tantangan, untuk kemajuan dan pertumbuhan.
2. Affiliation motivation, adalah dorongan untuk melakukan hubungan-hubungan dengan orang lain
3. Competence motivation, adalah dorongan untuk berprestasi baik dengan melakukan pekrjaan yang bermutu tinggi
4. Power motivation, adalah dorongan untuk mengendalikan suatu keadaan dan adanya kecenderungan mengambil resiko dalam menghancurkan rintangan-rintangan yang terjadi. Sifat ini sering dilakukan oleh orang-orang yang berkecimpung dalam bidang politik. Power Motivation ini akibat tidak terlalu buruk, jika diikuti oleh achievement, affiliance dan competetence motivation yang baik.

Berdasarkan definisi-defiinisi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja merupakan dorongan yang timbul dari diri seseorang untuk melaksanakan pekerjaan agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan.
Sagir (dalam Siswanto; 1999:269) mengemukakan bahwa unsur-unsur penggerak motivasi antara lain:
1. Dorongan berprestasi (Achievement motivation)
Seseorang yang memiliki motivasi bahwa bekerja sebagai suatu kebutuhan atau needs dapat mendorongnya mencapai sasaran
2. Penghargaaan (recognition)
Penghargaan, pengakuan atau rcognition atau suatu kinerja yang elah dicapai seseorang akan merupakan perangkat kuat. Pengakuan atau suatu kinerja akan memberikan kepuasan batin lebih tinggi daripada penghargaan dalam bentuk materi atau hadiah.
3. Tantangan (challenge)
Adanya tantangan yang dihadapi merupakan perangsang kuat bagi manusia untuk mengatasinya. Suatu sasaran yang tidak menantang atau dengan mudah dapat dicapai biasanya tidak mampu menjadi perangsang, bahkan cenderung menjadi kegiatan rutin.
4. Tanggung jawab (resposibility)
Adanya rasa igin memiliki akan turut menumbuhkan motivasi untuk turut merasa bertangungjawab
5. Pengembangan (development)
Pengembangan kemampuan sesorang, baik dari pengalaman kerja atau kesempatan untuk maju dapat merupakan perangsang kuat bagi pegawai untuk bekerja lebih giat atau lebih bergairah.
6. Keterlibatan (involvement)
Rasa ikut terlibat dalam suatu proses pengambilan keputusan atau bentuknya, dapat pula “kotak saran” dari pegawai yang dijadikan masukan untuk manajemen perusahaan merupakan perangsang yang kuat untuk pegawai
7. Kesempatan (oportunity)
Kesempatan untuk maju dalam bentuk jenjang karier yang terbuka merupakan perangsang yang kuat untuk pegawai.
Berdasarkan pendapat tersebut bahwa unsur-unsur penggerak dalam memberikan motivasi terhadap pegawai harus terlebih dahulu diperhatikan berupa dorongan berprestasi, penghargaan, tantangan, tanggung jawab, pengembangan, keterlibatan dan kesempatan untuk maju dalam karier sehigga diharapkan pegawai terebut memiliki prestasi kerja yang tinggi.
Menurut Clelland (dalam Mangkunegara; 2000:103) ada 6 karakteristik orang yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi yaitu sebagai berikut:
1. Memilki tingkat tanggung jawab pribadi yang tinggi
2. Berani mengambil dan memikul resiko
3. Memiliki tujuan yang realistis
4. Memiliki rencana kerja yang menyekuruh dan berjuang untuk merealisasikan tujuannya
5. Memanfaatkan umpan balik yang konkrit dalam semua kegiatan yang dilakukan
6. Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah diprogramkan.