“Hargai apa yang anda
miliki sekarang, kebahagiaan hanya akan datang kepada mereka yang mampu
bersyukur, menghargai dan ikhlas terhadap apa yang diterimanya.”
Dikisahkan disudut teluk yang curam tinggalah seekor induk
burung pipit memiliki 3 telur yang sedang dieraminya. Pada sore itu suasana teluk sedang kurang
baik. Cuaca yang buruk, gelap riuh badai sangat kentara dikala itu.
Tiba-tiba kreek !
Bunyi salah satu telur itu burung itu pecah dan
cit...citt..citt keluarlah dari bulatan telur itu seekor pipit baru. Kita sebut
saja pipit 1 dengan senangnya sang induk kemudian terbang mencari makanan untuk
pipit yang baru menetas tersebut . Tidak lama kemudian sang induk datang membawa ulat di paruhnya untuk sang pipit
tercinta.
Cit..citt..cittt dengan kegirangan pipit 1 melompat-lompat
siap menerima jatah makanan dari sang
induk. Tiba-tiba kreek ! telur ke 2 menetas. Kita sebut saja dia si pipit 2. Sang
induk senang melihat kedua telurnya
menetas dengan baik dan sempurna. Cit....citt...cittt kedua pipit tersebut berebut
ulat yang ada di paruh induknya. Sebagai ibu yang bijak maka induk tersebut
memberikan ulat itu kepada pipit 1 yang sejak tadi menunggu lama. Hingga akhirnya
terdiamlah pipit 1 sedangkan pipit 2 masih tetap merengek-rengek meminta jatah
makannya. Melihat keadaan seperti itu sang induk segera terbang untuk mencari
makanan lagi demi pipit 2 yang ia cintai.
Dilain pihak pipit 2 berfikir dalam hatinya ia membayangkan
pada saat pipit ke 3 menetas dan sama seperti dirinya membutuhkan makanan. Pastinya
mau tidak mau mereka bertiga harus
berebut makanan dari sang induk. Ia membayangkan pada saat itu induknya hanya
membawa 1 ulat kakaknya mematuk adiknya juga mematuk dia di tengah-tengah,
kemudian kakak dan adiknya berebut ia ikut menggigit di tengahnya tiba-tiba
putus. Kakaknya kebagian kepalanya adiknya kebagian ekornya dia yang di tengah
hanya menggigit jari tidak mendapatkan apa-apa. Ia geram dalam hati kecilnya
tidak rela dan ia ingin menyingkirkan kedua saudaranya.
Kemudian pipit 2 berjalan mendekati telur terakhir. Dengan pelan
dan perlahan ia dorong telur tersebut. Pelan-pelan terus pelan-pelan dengan
seluruh tenaga yang ia miliki ia berupaya mengulingkan telur adenya. Dan akhirnya.........
Nguuuiiiingg......prakk !!!!!
Telur itu terjatuh
kedalam kubangan dan menimpa ujung karang yang sangat tajam . Pecahlah dengan seketika.
Melihat kejadian itu sang pipit 1 mendekati adiknya kemudian ia berjalan ingin melihat
saudaranya
Kemudian bersoraklah sang pipit 2 tersebut. Ia merasa bangga
dan menang atas kejadian yang baru saja terjadi. Disamping pada waktu itu juga
ia melihat sang induk terbang dibawah dengan membawa makanan untuk dirinya...
Ciit... ciit.. ciiitttt...!!!! Ia menyambutnya dengan
gembira.
Badai semakin dekat, diatas berputar-putar burung elang yang
sedanag mencari perlindungan saat badai tiba. Angin bergemuruh... diiringi
ombak yang semakin tinggi semakin besar. Gelap sudah dimana-dimana, menandakan
sang badai datang. Tiba-tiba ........
“TARRRR..........!!!”
Suara petir keras menyambar induknya yang sedang
loncat-loncat mendekati dirinya.
Ciit... ciit... ciit.... !!!! Dengan ketakutan ia berteriak,
ia menagis, menjerit bersama gemuruhnya angin, dentuman ombak dan badai yang menggema.
“Kadang kita akan menyadari sesuatu itu akan terasa berguna saat sesuatu itu telah tidak ada dihadapan kita.”
Menyesal itu tidak akan pernah datang didepan.
Dan hanya karena tidak mampu menghargai yang Tuhan berikan kepada kita, kita terjerembab kedalam penyesalan yang nyata.
“Kadang kita akan menyadari sesuatu itu akan terasa berguna saat sesuatu itu telah tidak ada dihadapan kita.”
Menyesal itu tidak akan pernah datang didepan.
Dan hanya karena tidak mampu menghargai yang Tuhan berikan kepada kita, kita terjerembab kedalam penyesalan yang nyata.
Tidak ada kejadian
yang terjadi secara kebetulan, kejadian itu merupakan sebuah kepastian yang
yang pastinya yang terbaik bagi kita.”
Pembibitan Albasyiah-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar