Rabu, 26 September 2012

Belajar Bersyukur



“Hargai apa yang anda miliki sekarang, kebahagiaan hanya akan datang kepada mereka yang mampu bersyukur, menghargai dan ikhlas terhadap apa yang diterimanya.”



Dikisahkan disudut teluk yang curam tinggalah seekor induk burung pipit memiliki 3 telur yang sedang dieraminya.  Pada sore itu suasana teluk sedang kurang baik. Cuaca yang buruk, gelap riuh badai sangat kentara dikala itu.
Tiba-tiba kreek !
Bunyi salah satu telur itu burung itu pecah dan cit...citt..citt keluarlah dari bulatan telur itu seekor pipit baru. Kita sebut saja pipit 1 dengan senangnya sang induk kemudian terbang mencari makanan untuk pipit yang baru menetas tersebut . Tidak lama kemudian sang induk datang  membawa ulat di paruhnya untuk sang pipit tercinta.
Cit..citt..cittt dengan kegirangan pipit 1 melompat-lompat siap menerima jatah  makanan dari sang induk. Tiba-tiba kreek ! telur ke 2 menetas. Kita sebut saja dia si pipit 2. Sang induk senang  melihat kedua telurnya menetas dengan baik dan sempurna. Cit....citt...cittt kedua pipit tersebut berebut ulat yang ada di paruh induknya. Sebagai ibu yang bijak maka induk tersebut memberikan ulat itu kepada pipit 1 yang sejak tadi menunggu lama. Hingga akhirnya terdiamlah pipit 1 sedangkan pipit 2 masih tetap merengek-rengek meminta jatah makannya. Melihat keadaan seperti itu sang induk segera terbang untuk mencari makanan lagi demi pipit 2 yang ia cintai.
Dilain pihak pipit 2 berfikir dalam hatinya ia membayangkan pada saat pipit ke 3 menetas dan sama seperti dirinya membutuhkan makanan. Pastinya mau tidak mau mereka bertiga  harus berebut makanan dari sang induk. Ia membayangkan pada saat itu induknya hanya membawa 1 ulat kakaknya mematuk adiknya juga mematuk dia di tengah-tengah, kemudian kakak dan adiknya berebut ia ikut menggigit di tengahnya tiba-tiba putus. Kakaknya kebagian kepalanya adiknya kebagian ekornya dia yang di tengah hanya menggigit jari tidak mendapatkan apa-apa. Ia geram dalam hati kecilnya tidak rela dan ia ingin menyingkirkan kedua saudaranya.
Kemudian pipit 2 berjalan mendekati telur terakhir. Dengan pelan dan perlahan ia dorong telur tersebut. Pelan-pelan terus pelan-pelan dengan seluruh tenaga yang ia miliki ia berupaya mengulingkan telur adenya. Dan akhirnya.........
Nguuuiiiingg......prakk !!!!!
 Telur itu terjatuh kedalam kubangan dan menimpa ujung karang yang sangat tajam . Pecahlah  dengan seketika.
Melihat kejadian itu sang pipit 1 mendekati  adiknya kemudian ia berjalan ingin melihat saudaranya
Kemudian bersoraklah sang pipit 2 tersebut. Ia merasa bangga dan menang atas kejadian yang baru saja terjadi. Disamping pada waktu itu juga ia melihat sang induk terbang dibawah dengan membawa makanan untuk dirinya...
Ciit... ciit.. ciiitttt...!!!! Ia menyambutnya dengan gembira.
Badai semakin dekat, diatas berputar-putar burung elang yang sedanag mencari perlindungan saat badai tiba. Angin bergemuruh... diiringi ombak yang semakin tinggi semakin besar. Gelap sudah dimana-dimana, menandakan sang badai datang. Tiba-tiba ........
“TARRRR..........!!!”
Suara petir keras menyambar induknya yang sedang loncat-loncat mendekati dirinya.
Ciit... ciit... ciit.... !!!! Dengan ketakutan ia berteriak, ia menagis, menjerit bersama gemuruhnya angin,  dentuman ombak dan badai yang menggema.

“Kadang kita akan menyadari sesuatu itu akan terasa berguna saat sesuatu itu telah tidak ada dihadapan kita.” 


Menyesal  itu tidak akan pernah datang didepan. 

Dan  hanya karena tidak mampu menghargai yang Tuhan berikan kepada kita, kita terjerembab kedalam penyesalan yang nyata.

Tidak ada kejadian yang terjadi secara kebetulan, kejadian itu merupakan sebuah kepastian yang yang pastinya yang terbaik bagi kita.”





                                                              Pembibitan Albasyiah-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar