Kamis, 06 Januari 2011

PENYESALAN ATAS WAKTU

Kadang hati ini merasa pilu, merasa menyesal terhadap apa yang telah diperbuat, usia sudah semakin keujung, tetapi hasil dan kesempatan banyak yang terlewatkan sia-sia. Apalagi bukan hanya melewatkan kesempatan tetapi juga melakukan kesalahan, dimana dalam membenahinya sangatlah susah.
Logikanya ada seorang anak kecil bertanya kepada kakeknya, kek, jika kita salah apa yang harus kita lakukan kek, meminta maaf cukup kek?...
Kemudian sang kakek bukannya menjawab, malah ia minta tolong kepada si cucu untuk mengambilkan paku dan palu. Kemudian si kakek minta tolong kepada si cucu agar memaku pagar di depan pekarangan rumah. Kemudian si cucu menancapkan paku dipagar-pagar depan rumahnya. Dalam hati dirinya merasa kesal bukannya pertanyaan di jawab oleh sang kakek, malah ia dikasih pekerjaan.
Tidak lama kemudian pekerjaan itu selesai. Kemudian si kakek memanggilnya. “Nak, jika sudah coba cabut lagi paku yang tadi kamu tancapkan dipagar.”
Kemudian si cucu mencabut kembali paku yang sudah ditancapkannya tadi.
“Sudah selesai cucuku?.. “ sang kakek bertanya.
“Sudah kek, “. Sang cucu menjawab.
“kamu lihat hasilnya nak, Kesalahan di ibaratkan pada saat kamu memaku tadi, cara kamu meminta maaf ibarat kamu mencabut kembali paku tadi. Apakah pmenadangannya masih bagus?. Apakah kembali seperti semula?... tidak nak. Itulah pada saat kita melakukan kesalahan kepada orang, susah sekali untuk dihapuskan. Walaupun kita sudah meminta maaf, apalagi jika tida meminta maaf?”.
Sahabatku itu urusannya dengan manusia, bagaimana dengan kesalahan kita atas waktu ini. Apakah Tuhan akan sakit hati?. Semoga bukan berakhir penyesalan. Sekaranglah saatnya untuk merubah kearah yang lebih baik.
Semua waktu adalah waktu yang tepat untuk
melakukan sesuatu yang baik. Jangan menjadi
orang tua yang masih melakukan sesuatu yang
seharusnya dilakukan saat muda.

Berikutnya Ada seorang mama berkata kepada anak putrinya. “Putriku, nitip mama dibelakang sedang menanak nasi, mama mau ketetangga sebelah dulu sebentar. Nanti jam 4.00 diangkat ya.” Kemudian sang ibu pergi.
“Ya bu.” Kata sang anak.
Kemudian sang anak juga main ke halaman depan, ia asyik bermain dengan dengan teman-teman sebayanyanya, ngerumpi kesana kemari. Hingga ia lupa akan pesan ibunya sebelum pergi. Ia sadar ketika waktu sudah gelap. Kemudian ia dengan setengah berlari ke dapur untuk melihat apa uang di pesankan ibunya.
Kadang kita melenakan waktu sangatlah mudah, detik demi detik tiada terasakan, hingga moment sederhana sering terlupakan atau bahkan dilupakan. Padahal guru super mengatakan :
Tidak ada harga atas waktu, tapi waktu sangat
berharga. Memilik waktu tidak menjadikan kita
kaya, tetapi menggunakannya dengan baik
adalah sumber dari semua kekayaan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar